Program pemerintah dalam dunia pendidikan
Adanya program PIP dengan memberikan kartu KIP kepada siswa yang memiliki keadaan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Termasuk dalam kategori miskin (miskin dalam kriteria yang ditetapkan)
2. Anak yang pintar dengan dibuktikan dengan nilai-nilai laport.
3. Anak yang pintar meskipun keadaan ekonomi nya berkecukupan
Program KIP ini diharapkan tepat sasaran, sehingga dapat diterima oleh pelajar yang benar-benar membutuhkan
Program ini diluncurkan kesekolah-sekolah seluruh penjuru negeri dari kota sampai ke pelosok negeri dan pedalaman dan diharapkan para kepala-kepala untuk mendata siswa yang memiliki kriteria seperti yang tersebut di atas..
@oka
TAHAPAN PELAKSANAAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH
Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis. Namun, Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003).
Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.
Program Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah di seluruh Indonesia. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan).
Berikut ini tahapan Gerakan Literasi Sekolah :
1. Tahap ke-1: Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta didik.
2. Tahap ke-2: Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan pengayaan (Anderson & Krathwol, 2001).
3. Tahap ke-3: Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran (cf. Anderson & Krathwol, 2001). Dalam tahap ini ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran). Kegiatan membaca pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku nonteks pelajaran yang dapat berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12 buku bagi siswa SMP, dan 18 buku bagi siswa SMA/SMK. Buku laporan kegiatan membaca pada tahap pembelajaran ini disediakan oleh wali kelas.
Sumber buku: Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pentingnya penumbuhan budi pekerti pada anak sejak dini di mulai dari lingkungan keluarga.
Kemendikbud merancang aturan tentang penumbuhan
budi pekerti ini sebagai gerakan.
Gerakan berarti menjadikan aturan ini sebagai milik bersama (lebih
detail ada di bagian
III). Dalam buku panduan ini kami memberikan keleluasaan kepada pembaca untuk mengisi
contoh-contoh pembiasaan baik di sekitar
lingkungan pembaca sekalian. Karena
memang, penumbuhan budi pekerti tak cukup hanya diterapkan di sekolah. Ia adalah
proses menyeluruh. Dari sisi tempat, berarti dipraktikkan di sekolah, rumah, maupun
lingkungan sekitar; dari sisi
waktu, berarti senantiasa dilaksanakan setiap waktu; dari sisi
pelaku, berarti dilakukan oleh semua
pelaku pendidikan.
gambar 1, tentang penumbuhan budi pekerti siswa
Gambar 2. Tentang pendidikan karakter
Budi pekerti merupakan
istilah yang digunakan untuk menyebut
kepribadian seseorang itu baik. Istilah lainnya adalah adab atau akhlak. Kita melihat seseorang berbudi pekerti baik bila memang
dia telah memiliki kebiasaan positif dalam
sekujur hidupnya. Ini bukan proses sehari jadi. Seorang disebut
sebagai jujur, contohnya, karena dia telah
menjalani kesehariannya dengan nilai-nilai kejujuran dalam anak itu tumbuh dengan
baik, sehingga membuahkan perilaku
yang berbudi pekerti. Caranya dengan menciptakan iklim sekolah dan lingkungan yang lebih baik, agar semua warganya turut berbudi pekerti
Berikut beberapa gambar tentang budi pekerti :
Wejangan
Memberi salam ketika guru masuk kelas
Menolong nenek menyeberangi jalan
Mencium tangan ibu/orang tua ketika akan bepergian
Nyuwun sewu
Gambar : Alur Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti di sekolah meliputi